KOLOID
1.PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7 - 10-5 cm).
Contoh : Mayones dan cat , mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
2. PERBEDAAN LARUTAN,KOLOID, DAN SUSPENSI
-Suspensi merupakan suatu campuran dimana paling sedikit satu komponen yang secara relative mempunyai partikel besar yang akan saling tersebar dengan komponen lainnya.
Contoh : pasir yang halus tersuspensi dalam air , salju yang ditiup ke udara, endapan yang terbentuk pada campuran reaksi.
-Larutan merupakan suatu campuran diman semua partikel baik pelarut maupun zat terlarut , ukuran partikelnya adalah sebesar molekul atau ion-ion. Partikel ini tersebar secara merata antara masing-masing dan menghasilkan satu fase homogeny.
Contoh : larutan NaCl, minuman ringan berkarbonat yang mengandung CO2 yang kuat
-Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih dimana pertikel terdispersinya berukuran 1 nm sampai 1000 nm.
Contoh : semprotan aerosol (cairan tersuspensi dalam gas), susu (tetesan kecil minyak dan padatan dalam air), mayones (tetesan kecil air dalam minyak).
3. Jenis – jenis koloid beserta contoh
1.PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7 - 10-5 cm).
Contoh : Mayones dan cat , mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
2. PERBEDAAN LARUTAN,KOLOID, DAN SUSPENSI
-Suspensi merupakan suatu campuran dimana paling sedikit satu komponen yang secara relative mempunyai partikel besar yang akan saling tersebar dengan komponen lainnya.
Contoh : pasir yang halus tersuspensi dalam air , salju yang ditiup ke udara, endapan yang terbentuk pada campuran reaksi.
-Larutan merupakan suatu campuran diman semua partikel baik pelarut maupun zat terlarut , ukuran partikelnya adalah sebesar molekul atau ion-ion. Partikel ini tersebar secara merata antara masing-masing dan menghasilkan satu fase homogeny.
Contoh : larutan NaCl, minuman ringan berkarbonat yang mengandung CO2 yang kuat
-Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih dimana pertikel terdispersinya berukuran 1 nm sampai 1000 nm.
Contoh : semprotan aerosol (cairan tersuspensi dalam gas), susu (tetesan kecil minyak dan padatan dalam air), mayones (tetesan kecil air dalam minyak).
3. Jenis – jenis koloid beserta contoh
1. Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
3. BUIH (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
- Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan
4.Sifat-sifat koloid
a.Efek tyndall
Hamburan cahaya oleh partikel – partikel koloid, sehingga jalannya sinar yang melewati koloid dapat terlihat.
Sifat khas pada sistem koloid yang membedakannya dengan sistem dispersi yang lain diantaranya adalah efek Tyndall dan gerak Brown.
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
- Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan
4.Sifat-sifat koloid
a.Efek tyndall
Hamburan cahaya oleh partikel – partikel koloid, sehingga jalannya sinar yang melewati koloid dapat terlihat.
Sifat khas pada sistem koloid yang membedakannya dengan sistem dispersi yang lain diantaranya adalah efek Tyndall dan gerak Brown.
Efek
Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh
partikel koloid. Efek ini dikemukakan oleh John Tyndall, ahli fisika berkebangsaan Inggris. Partikel dalam
sistem koloid dapat berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan
menghamburkan cahaya ke segala arah. Larutan sejati/larutan tidak menunjukkan
efek Tyndall, karena ukuran partikelnya terlalu kecil untuk menghamburkan
cahaya.
Di lingkungan kita sering terjadi efek
Tyndall, diantaranya :
Terjadinya warna biru di langit pada siang
hari dan warna merah atau jingga di langit pada saat matahari terbenam di ufuk
barat.
Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan
tampak jelas ketika ada asap rokok.
Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.
Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.
Berkas sinar matahari yang melalui celah daun
pepohonan pada pagi hari yang berkabut.
B.Gerak Brown
Gerakan partikel koloid terus-menerus dengan gerak patah-patah (zig-zag), yang diakibatkan oleh adanya tumbukan antara partikel-partikel koloid dengan medium pendispersinya.
Gerak Brown adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak ini ditemukan oleh Robert Brown. Gerak Brown terjadi karena adanya tumbukan yang tidak seimbang antara molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak Brown berlangsung karena energi kinetik molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.Gerak Brown dalam sistem koloid menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak memisah meskipun didiamkan (stabil).
Gerakan partikel koloid terus-menerus dengan gerak patah-patah (zig-zag), yang diakibatkan oleh adanya tumbukan antara partikel-partikel koloid dengan medium pendispersinya.
Gerak Brown adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak ini ditemukan oleh Robert Brown. Gerak Brown terjadi karena adanya tumbukan yang tidak seimbang antara molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak Brown berlangsung karena energi kinetik molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.Gerak Brown dalam sistem koloid menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak memisah meskipun didiamkan (stabil).
C.Elektroforesa
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan koloid. Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, selain karena adanya gerak Brown. Pada peristiwa elektroforesis, partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada elektroda. Kegunaan dari sifat ini adalah untuk menentukan muatan yang dimiliki oleh suatu partikel koloid.
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan koloid. Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, selain karena adanya gerak Brown. Pada peristiwa elektroforesis, partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada elektroda. Kegunaan dari sifat ini adalah untuk menentukan muatan yang dimiliki oleh suatu partikel koloid.
Pada elektroforesis ini, ke dalam elektrolit dimasukkan
dua batang elektroda kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka
partikel-partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektroda tergantung pada
jenis muatannya. Koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektode
positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode
negatif).
D.Adsorpsi
Kemampuan partikel koloid mengikat materi di permukaan
Kemampuan partikel koloid mengikat materi di permukaan
Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu
zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase
terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan
gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen.
Contoh pemanfaatan adsorpsi :
Penyembuhan sakit perut yang disebabkan bakteri patogen dengan serbuk karbon atau norit. Di dalam usus, norit akan menjadi koloid yang dapat mengadsorpsi zat racun(bakteri patogen)
Contoh pemanfaatan adsorpsi :
Penyembuhan sakit perut yang disebabkan bakteri patogen dengan serbuk karbon atau norit. Di dalam usus, norit akan menjadi koloid yang dapat mengadsorpsi zat racun(bakteri patogen)
Penjernihan air keruh dengan tawas Al2(SO4)3. Dalam air tawas terhidrolisis menjadi Al(OH)3 yang berbentuk koloid dan mampu mengadsorpsi
kotoran dalam air khususnya zat warna.
Penjernihan air tebu pada pembuatan gula pasir
dengan tanah diatome dan arang tulang (pemutihan gula).Zat warna dalam gula
akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih.
Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada
masker gas.
Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang terdapat dalam rol on deodorant.
Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan ion negatif sehingga koloid menjadi bermuatan listrik. Koloid yang bermuatan positif contohnya Fe(OH)3 dan yang bermuatan negatif contohnya As2S3.
Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang terdapat dalam rol on deodorant.
Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan ion negatif sehingga koloid menjadi bermuatan listrik. Koloid yang bermuatan positif contohnya Fe(OH)3 dan yang bermuatan negatif contohnya As2S3.
e.Koagulasi
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam medium pendispersinya. Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis dan kimia
1) Mekanik, menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Proses ini akan mengurangi air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap.Contohnya : protein, agar-agar dalam air akan menggumpal bila didinginka.
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam medium pendispersinya. Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis dan kimia
1) Mekanik, menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Proses ini akan mengurangi air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap.Contohnya : protein, agar-agar dalam air akan menggumpal bila didinginka.
2) Fisis
Contoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong asap di industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya dengan melewatkan asap atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik. Alat ini terdiri dari dua pelat elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan.
Contoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong asap di industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya dengan melewatkan asap atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik. Alat ini terdiri dari dua pelat elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan.
3) Kimia
Cara ini dilakukan dengan penambahan zat elektrolit ke dalam koloid.
Cara ini dilakukan dengan penambahan zat elektrolit ke dalam koloid.
Contoh :
- Proses pengolahan karet dari bahan mentah (lateks) dengan menambahkan asam formiat atau cuka.
- Pembentukan delta di muara sungai
- Proses pengolahan karet dari bahan mentah (lateks) dengan menambahkan asam formiat atau cuka.
- Pembentukan delta di muara sungai
- Proses penjernihan air dengan menambahkan
tawas. Tawas digunakan untuk menggumpalkan partikel koloid dalam air.
F. Koloid pelindung
- Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.
- Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
- Koloid lioil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.
G.Dialysis
Penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membrane semipermeabel dan kemudian dimasukkan ke dalam aliran zat cair.
5. Beda koloid liofil dan liofob
Berdasarkan afinitas atau gaya tarik-menarik atau daya adsorpsi antara fase terdispersi terhadap medium pendispersinya, koloid dibedakan menjadi 2 yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar atau mudah menarik medium pendispersinya. Contoh sabun, detergen, dan kanji. Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil atau menolak medium pendispersinya. Contoh dispersi emas, belerang dalam air, dan Fe(OH)3. Jika medium pendispersinya air, maka istilah yang digunakan adalah koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Perbedaan sifat-sifat koloid liofil (sol liofil) dan koloid liofob (sol liofob) dapat dilihat pada Tabel berikut.
- Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.
- Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
- Koloid lioil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.
G.Dialysis
Penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membrane semipermeabel dan kemudian dimasukkan ke dalam aliran zat cair.
5. Beda koloid liofil dan liofob
Berdasarkan afinitas atau gaya tarik-menarik atau daya adsorpsi antara fase terdispersi terhadap medium pendispersinya, koloid dibedakan menjadi 2 yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar atau mudah menarik medium pendispersinya. Contoh sabun, detergen, dan kanji. Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil atau menolak medium pendispersinya. Contoh dispersi emas, belerang dalam air, dan Fe(OH)3. Jika medium pendispersinya air, maka istilah yang digunakan adalah koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Perbedaan sifat-sifat koloid liofil (sol liofil) dan koloid liofob (sol liofob) dapat dilihat pada Tabel berikut.
Perbandingan sifat koloid liofil dengan koloid liofob
Koloid liofil
|
Koloid liofob
|
Mengadsorpsi mediumnya.
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit. Viskositas(kekentalan) lebih besar daripada mediumnya. Bersifat reversibel Efek Tyndall lemah |
Tidak mengadsorpsi mediumnya
Hanya stabil pada konsentrasi kecil Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit Viskositas hampir sama dengan mediumnya. Tidak reversibel Efek Tyndall lebih jelas. |
6. Pembuatan koloid
1. Cara Kondensasi
Cara Kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia
seperti reaksi redoks, reaksi hidrolisis, reaksi dekomposisi rangkap, dan
reaksi pergantian pelarut.
a. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai
perubahan bilangan oksidasi. Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen
sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S
kedalam larutan SO2.
2 H2S (g) + SO2 (aq) → 2 H2O (l) + 3 S (s)
b. Reaksi Hidrolisis
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan
dengan larutan asam klorida, maka akan terbentuk belerang. Partikel belerang
akan bergabung menjadi semakin besar sampai berukuran koloid sehingga terbentuk
sel belerang. Seperti reaksi:
Na2SO3 (aq) + 2 HCl (aq) →2 NaCl (aq) + H2O (l)
+ S (s)
c. Reaksi Substitusi
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan
dengan larutan asam klorida, maka akan terbentuk belerang. Partikel belerang
akan bergabung menjadi semakin besar sampai berukuran koloid sehingga terbentuk
sel belerang. Seperti reaksi:
Na2SO3 (aq) + 2 HCl (aq) →2 NaCl (aq) + H2O (l)
+ S (s)
d. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan
mereaksikan larutan H3AsO3 dengan larutan H2S. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
2 H3AsO3 (aq) + 3 H2S (aq) → As2S3 (s) + 6 H2O
(l)
e. Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan menggnti medium
pendispersi sehingga fase terdispersi yang semula larut menjadi berukuran
koloid. Misalnya larutan jenuh kalsium asetat jika dicampur dengan alcohol akan
terbentuk suatu koloid berupa gel.
2. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah
menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik,
peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (busur bredig).
a. Cara mekanik
Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus
dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk
dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan sol belerang dengan menggerus
serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir, kemudian mencampur dengan
air.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari
butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan zat pemecah
(pemeptisasi).
c. Cara busur bredig
Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol
logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang
dicelupkan kedalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik dikedua
ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar kedalam air, lalu atom tersebut
mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara busur bredig
ini merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi.
7. SOAL-SOAL TENTANG KOLOID
7. SOAL-SOAL TENTANG KOLOID
1. As2S3
adalah koloid hidrofob yang
bermuatan negatif.
Larutan yang paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah …
Larutan yang paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah …
A.
Kalium fosfat D.
Besi(III) klorida
B.
Magnasium sulfat E.
Besi(II) sulfat
C.
Barium nitrat
2. Yang
termasuk sistem koloid dimana zat padat ter- dispersi
dalam gas adalah ..
A.
Kabut D.
Emulsi
B.
Embun E.
Asap
C.
Busa
3. Sistem
koloid yang partikel-partikelnya menarik pelarutnya
disebut ...
A.
Liofil D.
Hidrofob
B.
Liofob E.
Elektrofil
C.
Hidrofil
4. Zat
yang tergolong sol liofil adalah ...
A.
Belerang, agar-agar, dan mentega
B. Batu apung, awan, dan sabun
C. Susu, kaca, dan mutiara
D. Minyak
tanah, lem kanji dan busa sabun
E.
Asap, mutiara dan mentega
5. Koloid
hidrofil
adalah koloid yang partikelnya ...
A.
Bersifat netral
B.
Bereaksi dengan alkohol
C.
Bereaksi satu sama lain
D.
Mempunyai afinitas terhadap air
E.
Tidak ada diantaranya yang benar
6. Diantara
zat-zat di bawah ini, yang tidak dapat membentuk
koloid liofil jika didispersikan ke dalam air adalah ...
A.
kanji D.
Sabun
B.
Belerang E.
Agar-agar
C.
Gelatin
7. Larutan
yang memberikan efek tyndall adalah ...
A.
larutan ion D.
larutan jenuh
B.
Larutan molekul E.
Larutan tidak jenuh
C.
larutan koloid
8. Pengaruh
cahaya terhadap sistem koloid disebut efek tyndall. Hal ini terjadi karena ...
A.
Adanya gerakan-gerakan brawn
B.
larutan menyerap cahaya
C.
larutan memancarkan cahaya
D.
Pemantulan oleh bitiran-butiran
E.
Panjang gelombang cahaya lebih besar dari butiran-butiran
9. Peristiwa
gerakan butiran-butiran (partikel) koloid di
medan listrik (ke kutub elektrode) disebut ...
A.
Elektrolisis D.
Elektroendosmosis
B.
Elektroforesis E.
Elektrolit
C.
Elektrodialisis
10. larutan
koloid dapat dimurnikan dengan cara ...
A.
Kristalisasi D.
Destilasi
B.
Ultra mikroskop E.
Penguapan
C.
Dialisis
11. Kelebihan
elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya
dihilangkan dengan cara ...
A.
Elektrolisis D.
Dekantasi
B.
Elektroforesis E. Presipitasi
C.
Dialisis
12. Suatu
sistem koloid yang tergolong aerosol adalah .
A.
Agar-agar D.
Cat
B.
Asap E.
Mutiara
C.
Busa sabun
13. Asap
adalah sistem koloid yang disusun dari ...
A.
Gas terdisprsi dalam gas
B.
Gas terdispersi dalam padat
C.
Padat terdispersi dalam gas
D.
Padat terdispersi dalam cair
E.
Cair terdispersi dalam gas
14. Yang
bukan merupakan sistem koloid adalah ...
A.
lateks D. Tinta gambar
B.
Air sadah E. Batu apung
C. Margarin
15. Fase terdispersi dan medium
pendispersi pada asap adalah
...
A. Cair dalam gas D. Padat dalam padat
B. Padat dalam gas E. Cair dalam padat
C. Gas adalam cair
16. Mutiara adalah sistem koloid ...
A. Padat dalam cair D. Gas dalam cair
B. Cair dalam cair E. Gas dalam padat
C. Cair
dalam padat
17. Sistem
koloid yang dibentuk dengan mendis- persikan
partikel zat padat ke dalam zat cair disebut
...
A. Gel D. Sol
B. Buih E. Aerosol
C. Emulsi
18. Pemberiantawaspada
air yang diolahuntuk air minumbergunauntuk
...
A.
Menjernihkan air
B.
Menghilangkanbau air
C.
Mencegahpencemaran air
D.
Membunuhbakteri yang berbahaya
E.
Mencegahpengendapanpengotordalamdalam air
19. Di antara sistem dispersi berikut ini,
yang termasuk emulsi adalah ...
A. Gel D.
Kanji
B.
Cat E.
Agar-agar
C.
Susu
20. Larutan
elektrolit yang efektif untuk menggum- palkan
sol As2S3yang bermuatan negatif adalah.....
A.
NaCl D.
SrCl2
B.
K2SO4 E.
AlCl3
C.
CaCl2
======================================================
KUNCI JAWABAN:
D 11. C
E 12. B
A 13. C
B 14. B
D 15. B
B 16. C
C 17. D
D 18. A
B 19. C